Banner IDwebhost
Banner IDwebhost
banner 250x250

Gubernur Gusnar Ingatkan OPD Gorontalo: November Itu Target Hidup Mati

Gorontalo, MEDGO.ID – Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail mengingatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Gorontalo untuk mempercepat penyerapan anggaran. Peringatan itu disampaikan dalam rapat pimpinan evaluasi penyerapan anggaran periode September 2025 di aula rumah jabatan gubernur, Selasa (07/10).

Berdasarkan data Biro Pengendalian Ekonomi dan Pembangunan, realisasi fisik hingga September 2025 mencapai 71,79 persen dari target 72,69 persen, sedangkan realisasi keuangan berada di 67,69 persen dari target 71,80 persen. Dari data tersebut, 19 OPD sudah melampaui target, sementara 16 OPD lainnya masih tertinggal.

Website Murah dan Domain

Melihat kondisi itu, Gubernur Gusnar meminta seluruh OPD agar tidak menunggu hingga akhir tahun untuk menuntaskan pekerjaan.

“Sekarang sudah bulan ke-10 dan ini sudah masuk pada bulan-bulan yang harus kita waspadai. Kita jangan sampai terjebak di dadakan-dadakan yang akan kita hadapi di bulan November. Menurut saya November itu sudah merupakan target hidup mati, artinya harus dikejar, jangan loyo-loyo,” tegasnya.

Lihat Juga  Dugaan Kuat Ada Upaya Menghilangkan Barang Bukti, Sesaat Sebelum Penggeledahan Kejati di Kantor KONI Gorontalo

Gusnar juga meminta setiap OPD mencermati kemajuan realisasi anggaran dan menjadikannya bahan evaluasi untuk menentukan langkah ke depan. Menurutnya, capaian hingga September memang sesuai target, namun masih di batas rawan.

“Idealnya untuk bulan ini kita harus di atas sedikit, paling tidak lima hingga enam persen agar kita tidak jor-joran pada bulan November nanti,” ujarnya.

Meski begitu, Gubernur Gusnar menegaskan percepatan penyerapan anggaran harus tetap mematuhi aturan. Ia mengingatkan agar tidak ada OPD yang mengambil jalan pintas atau menafsirkan aturan secara keliru demi mengejar target.

Lihat Juga  Tak Selalu harus Gubernur, Kehadiran Wagub Idah Syahidah Sudah Terwakili Pemprov Gorontalo

“Biasanya nanti bulan November baru segala macam daya, upaya, dan siasat dilakukan. Kalau sudah siasat, maka menerjemahkan aturan sudah ada improvisasi yang berpotensi salah. Jangan sampai terjadi karena desakan waktu kita mengambil langkah yang tidak dibolehkan,” pungkasnya. (Adv/IH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *