Kabgor, MEDGO.ID — Dosen Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNG meluncurkan program inovatif, untuk mengelola limbah serabut kelapa yang melimpah di Desa Tabongo. Program ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan perekonomian lokal.
Para dosen yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain Dr. Melizubaida Mahmud, S.Pd.,M.Si, Maya Novrita Dama, S.Pd., M.Pd, Dr. Cristian Polamolo, S.Pd., M.Pd dan Wulan Mayasari Tambengi, S.Pd., M.Pd. Menurut Dr. Melizubaida, Desa Tabongo memiliki potensi sumber daya kelapa yang melimpah. Namun, limbah sabut kelapa yang dihasilkan seringkali hanya dibuang begitu saja sehingga menjadi sampah yang merusak lingkungan.
Menurut Dr. Melizubaida, pengolahan serabut kelapa ini sangat mudah dan dapat dilakukan dengan alat-alat sederhana yang tersedia di rumah. Serabut kelapa terdiri dari dua jenis, yaitu serabut halus dan kasar. Serabut halus dapat dijadikan cocopit, yang merupakan media tanam alternatif yang mampu menyerap air dengan baik. Di sisi lain, serabut kasar dapat diolah menjadi pot tanam yang kuat dengan penambahan kawat sebagai penyangga. Melihat potensi tersebut, para dosen menggagas program pelatihan dan pengabdian masyarakat dengan tema Kemandirian Ekonomi Keluarga. Harapannya, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama para ibu rumah tangga.
Manfaat dari inovasi ini tidak hanya terletak pada pengurangan limbah, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan memanfaatkan limbah serabut kelapa, ibu-ibu rumah tangga bisa menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Cocopit dan pot tanam ini bisa dijual, atau digunakan untuk kebutuhan pribadi. Hal ini juga menjadi langkah awal dalam mendukung pertanian berkelanjutan di desa. Dengan demikian, program ini sejalan dengan tujuan peningkatan ekonomi lokal. Dengan adanya program pelatihan ini, diharapkan masyarakat, khususnya ibu-ibu rumah tangga, dapat memanfaatkan limbah serabut kelapa dengan lebih produktif. (Adv)