BEM UNG minta PGRI Turun Tangan, terkait Insiden Pemukulan Siswa SDN Limboto Barat Gorontalo

Gorontalo, MEDGO.ID  Presiden Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Hendrawan Datukramat, dengan tegas mendesak Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Gorontalo untuk turun tangan dan mengatasi permasalahan yang sangat serius yang baru-baru ini terungkap di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.

Peristiwa dugaan pemukulan oleh seorang oknum Kepala Sekolah terhadap seorang siswa di SDN Limboto Barat telah menggemparkan masyarakat dan mendapatkan perhatian luas di media. Kejadian ini, yang terjadi pada Senin, 25 September 2023, diduga dipicu oleh tindakan seorang siswa yang hanya mengangkat tangan kiri saat melakukan penghormatan bendera selama upacara di sekolahnya.

Presiden Mahasiswa UNG Hendrawan Datukramat menjelaskan, “Kami sangat prihatin dengan insiden ini. Pendidikan adalah pondasi penting bagi masa depan negara kita, dan semua anak harus merasa aman, dihormati, dan terlindungi di lingkungan pendidikan mereka. Tindakan kekerasan oleh siapa pun, terlepas dari alasannya, tidak dapat diterima.”

BACA JUGA :  Ruang Belajar Berfungsi Asrama, Begini Cerita Siswa dan Kepsek Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kwandamg Gorut

PGRI Provinsi Gorontalo, sebagai wadah guru-guru Indonesia, memiliki peran penting dalam menjaga dan memajukan pendidikan di provinsi ini. Hendrawan Datukramat menekankan bahwa tugas, pokok, dan fungsi PGRI dalam persoalan pendidikan sangatlah vital dalam kasus ini. “Kami mengharapkan PGRI Provinsi Gorontalo untuk segera turun tangan dalam menyelidiki insiden ini secara menyeluruh dan adil. PGRI harus menjadi suara yang kuat dalam mendukung hak-hak anak-anak di sekolah dan memastikan bahwa lingkungan belajar mereka bebas dari kekerasan dan diskriminasi,” katanya.

Hendrawan Datukramat juga menyampaikan harapannya bahwa tindakan cepat dan transparan akan diambil oleh PGRI Provinsi Gorontalo untuk mengatasi masalah ini. “Kami berharap agar tindakan tegas diambil terhadap pelaku jika ditemukan bukti yang cukup. Ini akan menjadi pesan kuat bahwa kekerasan terhadap siswa tidak akan ditoleransi di Gorontalo.”

BACA JUGA :  Gegara Ingin Menikah Lagi dengan Wanita Muda, Istrinya Ditebas

Presiden Mahasiswa UNG juga menambahkan, “Kami mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, untuk bersama-sama mendukung upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan mendukung bagi semua anak-anak. Anak-anak adalah masa depan kita, dan kita memiliki tanggung jawab bersama untuk melindungi dan mendidik mereka dengan baik.”

BACA JUGA :  Ruang Belajar Berfungsi Asrama, Begini Cerita Siswa dan Kepsek Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kwandamg Gorut

Kontroversi ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang pentingnya menjaga standar etika dan perlindungan anak-anak dalam pendidikan kita. Semua pihak diharapkan untuk bersatu dalam menjaga integritas dan kualitas sistem pendidikan di Gorontalo.***