SBT, MEDGO.ID — Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kecamatan Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku langkah dan mengalami kenaikan. Kondisi ini dilupakan adanya Mafia BBM di dua SPBU Pulau Gorom yakni SPBU Ondor dan Dai Kecamatan Pulau Gorom.
Saat ini, harga BBB jenis petralite naik Rp. 12.000 – 13.000 per liter. Kenaikan harga Petralite tersebut terjadi karena terkadi kekelangkaan BBM di wilayah pulau Gorom pasca lebaran Idul Fitri beberapa waktu lalu. Sehingga, kelangkaan ini terlupakan sengaja ditimbun oleh dua SPBU di Gorom itu.
Pasalnya, saat itu juga kapal pertamina yang memuat BBM bersubsidi tampak masih berlabuh di pelabuhan Ondor namun naasnya Petralite saat itu di alam kelangkaan.
Meski Presiden Jokowi telah menetapkan satu harga BBM di seluruh wilayah Indonesia, namun perintah Presiden ini tidak berlaku di Kecamatan Pulau Gorom Kabupaten SBT.
Di Kecamatan Pulau Gorom Kelangkaan BBM terjadi jelang lebaran idul fitri hingga sekarang. Sudah langkah, harga BBM pun ikut naik selangit di tingkat pengecer dimana harga per liter Petralite sebesar Rp. 13.000 dengan dalih BBM langkah.
Bakero Tianotak salah satu pembeli yang mengaku harga BBM sekarang naik, menurut semula harga Petralite di tingkat pengecer hanya Rp. 10.000, namun akibat kelangkaan BBM yang terjadi kurang lebih seminggu itu membuat harga BBM naik seketika.” tulisnya kepada media ini. Senin (16/5/2022)
Sementara itu, seorang penjual BBM Petralite Yusuf La Ode Duba mengaku BBM jenis Petralite memang sulit ditemukan, karena jenis BBM ini belum dibongkar alias dijual oleh SPBU.
Terlihat di SPBU desa Dai, BBM jenis Petralite dan Petramax ditimbun menggunakan drum plastik berwarna biru yang dijejerkan di depan SPBU, nanti ketika ada pembeli barulah BBM tersebut dicurah dan diukur secara manual tanpa dispenser atau mesin pengukur BBM untuk pembeli-pembeli itu.
Pada SPBU Dai dan Ondor harga Petralite semula Rp 7.650 sesuai harga nasional, naik menjadi Rp. 8.000 begitupula pertamax yang berharga Rp. 12.650 naik menjadi Rp.13.0000 dengan modus tidak adanya uang recehan.
Selain modus uang recehan, dugaan kuat juga terjadi penimbunan BBM jenis Petralite, karena ketika konsumen hendak membeli Petralite pada SPBU, pihak SPBU beralasan Petralite habis dan belum dibongkar.”ujarnya ( Wattimena)