Aremania Menuntut Keadilan. Ultimatum 7 Hari Tetapkan Tersangka dan Permintaan Maaf Kepolisian

Malang, MEDGO.ID – Perwakilan Korban dan Korwil Aremania melakukan dialog dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr Muhadjir Effendy M.A.P di gedung senat universitas Muhammadiyah Malang , Pasca Tragedi Paling memilukan dan berdarah dalam sejarah persepakbolaan di tanah air,  ratusan penonton Aremania meninggal dunia Akibat tembakan Gas Air mata ke Tribun penonton usai Pertandingan Arema FC vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan kabupaten Malang, . Senin (03/10/2022) malam.

Dalam dialog para korban dan perwakilan korwil Aremania menyampaikan tuntutannya dengan memberikan deadline 7 hari kepada Aparat penegak hukum untuk menangkap tersangka serta meminta pertanggung jawaban kepada para pihak atas peristiwa berdarah yang menewaskan Ratusan orang termasuk wanita dan anak-anak yang menjadi korban.

Ade herawanto atau yang akrab di sebut Ade D’cross salah satu tokoh Aremania Korwil Curvasut menyatakan apa yang terjadi dalam peristiwa di stadion kanjuruhan tersebut bukanlah sebuah tragedi namun lebih tepat disebut sebagai pembunuhan.

BACA JUGA :  Warga Bone Bolango Korban Penganiayaan, Tuntut Polres Usut Pelaku Yang Berkeliaran Bebas

“Permintaan Kami Aremania sederhana saja, yang pertama, kok belum ada yang minta maaf baik dari perangkat pertandingan terutama keamanan”. Jelasnya

“Sampai dengan detik ini belum ada permintaan maaf dari Aparat kepolisian atas peristiwa tersebut” Ujarnya.

“Kedua Aremania menuntut keadilan yang seadil-adilnya atas pembunuhan saudara-saudara kami yang dilakukan aparat keamanan kemarin” ungkapnya

“Pihaknya memang telah membuat kesepakatan dengan sengaja menahan diri untuk tidak mendatangi kantor kepolisian hingga tujuh hari ke depan, karena saat ini Aremania sedang berduka , dan kami sepakat untuk selamatan 7 harian di Korwil masing-masing, jadi saat ini masih belum ada inisiatif untuk mendatangi pihak panitia penyelenggara dan kepolisian” ucapnya

 

Hal senada juga di sampaikan Sam Udin perwakilan Aremania korwil muharto, dalam tuntutannya “Pihaknya dan Aremania memberi ultimatum dalam 7 hari jika tidak ada satupun yg ditetapkan sebagai tersangka maka akan ada reaksi keras Aremania, kami beserta seluruh Aremania akan turun kejalan dengan damai secara besar-besaran bahkan mungkin jauh lebih besar daripada yang hadir di Stadion untuk menuntut keadilan”. Tegasnya

BACA JUGA :  Warga Bone Bolango Korban Penganiayaan, Tuntut Polres Usut Pelaku Yang Berkeliaran Bebas

40 pengacara dari berbagai LBH digandeng Aremania dan akan mendata jumlah sebenarnya korban meninggal. Karena data yang dirilis oleh pemerintah masih simpang-siur.

“Jika malam ini data sudah terverifikasi, maka besok pagi kami akan menggugat dan membuat somasi terbuka serta mengumpulkan fakta,” bebernya.

“sebelumnya Kami juga sudah menyampaikan kepada kompolnas bahwa peristiwa di stadion Kanjuruhan adalah pembunuhan. Untuk itu kami meminta kepada Kompolnas, agar diberikan akses informasi untuk dapat mengungkapkan kebenaran,” imbuhnya

“silakan membuat posko sebanyak-banyaknya. Kita bukan teroris, bukan demonstran yang menentang pemerintah, kami hanya penonton tapi kenapa kami harus dibunuh?,” ujarnya geram.

BACA JUGA :  Warga Bone Bolango Korban Penganiayaan, Tuntut Polres Usut Pelaku Yang Berkeliaran Bebas

Menanggapi hal tersebut dalam dialog dengan korban dan perwakilan Korwil Aremania, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy berjanji seluruh masukan dan temuan Aremania akan dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.

“Presiden meminta segera dilaksanakan investigasi atas peristiwa tersebut siapa yang bertanggung jawab, baik itu investigasi penyelenggaraan dan Investigasi pengamanan apakah SOP yang dilakukan sudah standard Dan lain-lain. Saya tidak berjanji banyak. Tapi percayalah kepada saya, karena saya juga Arema. Ini bagian dari tugas saya untuk mendengarkan masukan dan keluhan Aremania”. tutur Muhajir

“Presiden Jokowi juga telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia, Mahfud MD untuk memimpin investigasi mendalam, Ini masih panjang, dan Presiden meminta peristiwa ini diusut tuntas karena sudah menjadi perhatian dunia, Percayalah, kami akan menangani dan mengurus hal ini,” tandasnya (gustyo/msol)