Antisipasi Erupsi Merapi, Kepala BNPB Doni Monardo Minta Pencegahan dan Mitigasi Harus Paralel

YOGYAKARTA, MEDGO.ID – Berkaitan dengan aktivitas Gunung Merapi yang dinaikkan ke level Siaga sejak 5 November 2020, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB) Doni Monardo menegaskan bahwa upaya pencegahan harus dilakukan sejak awal. Upaya tersebut harus diikuti dengan langkah mitigasi demi keselamatan masyarakat. “Ketika perencanaan-perencanaan ini belum optimal, kita harus pararel dengan upaya mitigasi,” tambah Doni.

Pernyataan tersebut diutarakan Doni sebelum berlangsungnya Tactical Floor Game (TFG) di Yogyakarta, Kamis (19/11). TFG yang difasilitasi oleh BNPB dan TNI ini bertujuan untuk menguji rencana kontingensi dan rencana operasi yang telah disusun, khususnya oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berpotensi terdampak, seperti Kabupaten Sleman dan Klaten.

Pada kesempatan tersebut, Doni juga mengapresiasi upaya bersama dalam pencegahan maupun mitigasi yang telah dilakukan oleh berbagai pihak. “Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap para pemimpin daerah, tokoh masyarakat dan sukarelawan juga termasuk pegiat-pegiat kebencanaan yang telah bekerja keras selama beberapa hari terakhir setelah ditetapkannya status Gunung Merapi yang telah masuk level III pada 5 November 2020 lalu,” ucap Doni yang juga Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19.

BACA JUGA :  Gorontalo Daerah Rawan Bencana, Mahsiswa UNG Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana

Doni juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat akan senantiasa memberikan dukungan dan pendampingan yang lebih baik kepada masyarakat terutama penyiapan fasilitas untuk kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, ibu hamil, dan disabilitas. Fasilitas yang dimaksud adalah logistik, air minum, MCK, dan kebutuhan ibu menyusui serta ibu hamil.

Tak hanya itu, Doni mengutarakan bahwa penerapan protokol kesehatan harus diutamakan mengingat masih adanya wabah COVID-19. “Dari mereka yang secara fisik tidak bergejala namun berpeluang sudah menjadi OTG ini semuanya harus kita antisipasi,” ujar Doni. Lebih lanjut Doni juga mengingatkan penerapan rapid test antigen harus diupayakan lebih awal untuk mencegah timbulnya klaster di tempat pengungsian. Di samping itu, ia juga meminta semua pihak untuk selalu menerapkan protokol kesehatan selama di pengungsian.

BACA JUGA :  Gorontalo Daerah Rawan Bencana, Mahsiswa UNG Gelar Pelatihan Mitigasi Bencana

Belajar dari letusan sebelumnya, Doni berharap kegiatan TGF ini dapat diketahui oleh semua pihak dan memberikan manfaat agar penanganan bencana ke depan berjalan lebih baik. Di akhir arahan, ia meminta semua pihak untuk bekerjasama khususnya yang berbasis komunitas, agar semangat senantiasa hidup di tengah masyarakat. [Rls/vin]