Liput Aksi Tolak Tambang Di Makassar, Tiga Jurnalis Pers Mahasiswa Di Tangkap

MAKASSAR– (MEDGO.ID) Tiga Jurnalis Pers Mahasiswa Ditangkap saat meliput aksi tolak tambang milik PT Boskalis, yang digelar oleh Aliansi Selamatkan Pesisir (ASP) di Kepulauan Sangkarrang, Makassar pada Sabtu, (12/09/2020).

Dilansir dari akun Instagram Catatan Kaki Universitas Hasanuddin Makassar, Kejadian ini bermula saat beberapa peserta aksi dari kalangan nelayan Kodingareng dan beberapa mahasiswa, pada pukul 07.30 melakukan aksi penghadangan terhadap kapal PT Royal Boskalis yang kembali melakukan aktivitas tambang pasir di Copong, Kepulauan Sangkarrang. Daerah tersebut merupakan lokasi tangkap ikan nelayan di Kondigaren.

Saat selesai aksi dan akan kembali pulang ke Kodingareng, tiba-tiba mereka dihadang oleh dua Sekoci (Speedboat) Polairud. Kapal mereka dipepet dan ditabrak.

Saat peserta aksi hendak kembali menjalankan kapal, Polisi melepaskan tiga kali tembakan. Tak berselang lama, Polisi menarik paksa nelayan dan mahasiswa ke Sekoci Polairud.

Penangkapan ini terjadi sekitar Pukul 09.40 WITA. Dari yang terdata, Nelayan yang ditangkap masing masing bernama Asrul, Andi Saputra, Irwan, Mustakin, Nasar, Rijal. Sementara mahasiswa ditangkap berjumlah empat orang; Hendra, Ramma, Masyur, dan Raihan.

Dari beberapa peserta aksi yang ditangkap, tiga diantaranya ialah Jurnalis Pers Mahasiswa. Dua orang dari UPPM UMI, satu dari UKPM Unhas. Sebelum ditangkap, mereka mamperlihatkan kartu persnya. Namun polisi tidak menghiraukan dan menarik mahasiswa tersebut ke Sekoci. Mahasiswa dan nelayan dipukuli hingga berdarah.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Jendral Persatuan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Dewan Kota Makassar Mengecam hal tersebut. Menurut Fredy, penangkapan tersebut diniliai tidak manusiawi dan tidakrasional.

“Kami sangat mengecam tindakan yang dilakukan Polairud, dengan menangkap kawan-kawan pers mahasiswa bahkan beberapa aktivis dan nelayan. Di mana mereka hanya memperjuangkan haknya,” kecamnya (Dilansir dari Washilah.com)

Lebih lanjut, Fredy mengungkapkan, bersamaan dengan penangkapan, PPMI Dewan Kota Makassar sedang menggelar Kelas Jurnalisme Lingkungan yang berlangsung di Taman Ininnawa Maros. Namun begitu, Fredy mengaku Siap mengawal penangkapan tersebut.

“Saat ini PPMI Dewan Kota Makassar sedang menggelar kelas Jurnalisme lingkungan. Namun Kami berkomitmen untuk bersolidaritas bagaimanapun caranya. Pasca kegiatan ini kami akan kembali ke makassar dan akan menggaungkan solidaritas, baik melalui litigasi maupun non litigasi,” pungkasnya. (Ubay)