Menghadapi Pandemi Corona, Pemerintah Nigeria Tak Bisa Import Pangan

Presiden Muhammadu Buhari mengatakan bahwa petani-petani Nigeria harus menghasilkan bahan pangan yang cukup rakyat negeri itu makan, sebab negara “tidak memiliki uang untuk impor” makanan.

Pernyataan itu dikeluarkan di tengah kekhawatiran kecukupan pangan di tengah pandemi dan kenaikan harga-harga bahan pangan di negara Afrika yang paling banyak penduduknya itu, lansir BBC Senin (25/5/2020).

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis Food and Agriculture Programme, bahkan sebelum wabah Covid-19 petani di Nigeria belum dapat memenuhi kebutuhan bahan pangan bagi sekitar 200 juta penduduknya.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Meskipun pertanian masih menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja, bidang itu selama bertahun-tahun tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah karena perekonomian negara memusatkan pendapatannya dari sektor perminyakan.

Sejak beberapa tahun terakhir, Nigeria berusaha meningkatkan produksi beras, memberantas penyelundupan besar asal Thailand dengan cara menutup perbatasan-perbatasan darat tahun lalu.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Sebelum larangan impor diberlakukan, Nigeria biasanya mendatangkan beras dari Thailand lebih dari satu juta ton setiap tahun.

Sekarang, Nigeria hanya memperbolehkan beras impor masuk lewat pelabuhan dan dikenai bea impor tinggi.

BACA JUGA :  Malam Pembukaan UMKM Fest 2024: Dorongan Baru bagi Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Harga-harga bahan pangan meroket di Nigeria sejak wabah coronavirus merebak dan pendapatan negara tergerus banyak dengan merosotnya harga minyak dunia.

International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa negara dengan perekonomian terbesar di Afrika itu hanya akan mengalami kontraksi sekitar 1,5% saja di tahun 2020 ini. ( Hidayatullah/Ama Farah)