Gorontalo, MEDGO.ID – Provinsi Gorontalo mencatat inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 3,93 persen pada Juni 2024. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo, peningkatan harga di berbagai sektor menjadi pemicu utama inflasi ini. Kota Gorontalo mencatat inflasi sebesar 2,57 persen, sementara Kabupaten Gorontalo mengalami kenaikan harga yang lebih tajam dengan inflasi mencapai 5,09 persen.
Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif, menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipengaruhi oleh berbagai kelompok pengeluaran. “Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan tertinggi sebesar 8,56 persen, diikuti oleh kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 3,01 persen, serta kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran sebesar 6,10 persen,” kata Mukhanif dalam siaran persnya pada 1 Juli 2024.
Secara month-to-month (m-to-m) dan year-to-date (y-to-d), Gorontalo mencatat deflasi masing-masing sebesar 0,14 persen dan 0,54 persen. Mukhanif menambahkan, “Deflasi bulanan ini disebabkan oleh penurunan harga pada beberapa komoditas seperti beras, daging ayam ras, dan ikan tuna. Hal ini menunjukkan adanya penurunan tekanan harga dalam jangka pendek.”
Komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi y-on-y termasuk beras, roti manis, susu bubuk, dan berbagai jenis tembakau. Sedangkan, penurunan harga bulanan terutama dipengaruhi oleh komoditas seperti ikan bubara, kubis, dan angkutan udara.
“Perubahan harga ini menggambarkan dinamika yang kompleks dalam pasar komoditas di Gorontalo. Penting bagi kita untuk terus memantau agar stabilitas ekonomi dapat terjaga,” tambah Mukhanif.
Dengan demikian, meskipun inflasi tahunan menunjukkan peningkatan, deflasi bulanan memberi sinyal bahwa ada penyesuaian harga yang signifikan dalam jangka pendek. Ini menekankan perlunya strategi pengelolaan harga yang efektif untuk menjaga keseimbangan ekonomi di Gorontalo.