Kampung Moderasi Beragama Di Kelurahan Biawao: Implementasi Nilai-Nilai Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Kota Gorontalo, MEDGO.ID – Hari Selasa, tanggal 23 April 2024, menjadi momentum penting bagi Kelurahan Biawao di Kota Gorontalo dengan diselenggarakannya program kampung moderasi beragama oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat. Namun, acara tersebut lebih dari sekadar seremoni, demikian yang ditegaskan oleh Lurah Biawao, Nurhadi Taha.

Nurhadi menekankan bahwa program tersebut tidak hanya menjadi agenda seremonial, melainkan juga dijalankan dalam keseharian masyarakat. “Kampung moderasi beragama tidak sekadar jadi program yang seremoni, tapi diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.

Kelurahan Biawao dipilih sebagai tempat yang tepat untuk pelaksanaan program ini karena keberagaman agama, suku, dan etnis yang ada di sana. Dalam kelurahan tersebut, warga dari berbagai agama seperti Islam, Budha, Kristen, dan lainnya hidup berdampingan. “Di kelurahan kami pula banyak tempat ibadah tiap agama. Masjid ada tiga, gereja lima, vihara satu, dan klenteng satu,” ungkap Nurhadi.

BACA JUGA :  Ruang Belajar Berfungsi Asrama, Begini Cerita Siswa dan Kepsek Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kwandamg Gorut

Pentingnya menjaga kerukunan antaragama dan antarsuku diakui oleh Nurhadi, terutama di tengah keberagaman yang begitu kental. “Artinya ini, ada kemajemukan yang harus dijaga, jangan sampai hanya karena perbedaan agama, terjadi suatu hal yang tidak kita inginkan,” katanya.

Lebih jauh, Nurhadi menegaskan bahwa menjaga toleransi tidak hanya berkaitan dengan aspek agama, melainkan juga ekonomi, politik, budaya, dan sosial. “Merawat toleransi tidak hanya dalam agama. Tapi menurutnya dari sisi ekonomi, politik, budaya dan sosial,” paparnya.

BACA JUGA :  Genjot PAD, Komisi II Minta Pemkot, Siapkan Fasilitas Air Bersih MCK dan Listrik untuk Pedagang

Dalam konteks ekonomi, Nurhadi menegaskan pentingnya UMKM yang sudah sejahtera untuk merangkul UMKM di lingkungan yang baru tumbuh. Sementara dalam politik, toleransi harus diterapkan dengan menghargai pilihan masing-masing individu. “Di politik, toleransi harus diterapkan dengan menghargai pilihan masing-masing orang,” tambahnya.

Pada aspek budaya, ia menekankan perlunya menghargai budaya orang lain tanpa mencemoohnya. Sedangkan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, Nurhadi menyoroti pentingnya gotong royong dan saling membantu tanpa memandang perbedaan agama. “Di sosial kemasyarakatan, kita harus bergotong royong saling membantu tanpa melihat latar belakang agama. Kalau ada tetangga meninggal, kita harus berbela sungkawa meski beda agama,” ujarnya.

BACA JUGA :  Genjot PAD, Komisi II Minta Pemkot, Siapkan Fasilitas Air Bersih MCK dan Listrik untuk Pedagang

Dengan implementasi program kampung moderasi beragama di Kelurahan Biawao, diharapkan hubungan baik dan toleransi antarsuku, antaretinis, dan antaragama terus terjaga dengan baik, menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif bagi semua warganya.