Bahan Bakar Nira Aren Untuk Tradisi Tumbilotohe

Oleh : Fuad Pantoiyo*

Beberapa hari lalu, saya sempat mengiklankan Teknologi Rekayasa Energi Terbarukan di UNG dan dalam iklan itu saya menyentil bagaimana jika kuliah di jurusan ini, bisa berinovasi salah satunya menjawab bagaimana melestarikan kembali tradisi TUMBILOTOHE memakai lampu botol minyak (bakar)

Banyak para pemerhati memberikan solusi menghadapi langkanya minyak tanah yang dahulu sebagai bahan bakar utama tumbilotohe,  antara lain menggunakan minyak kelapa tapi ada 2 hal yang bisa saya kritisi pertama harga minyak kelapa hampir mendekati minyak tanah, yang kedua yakni dapat merusak rantai pasok minyak kelapa.

Solusi berikutnya yakni memakai prinsip berat jenis air sabun, fanta dan minyak kelapa, kelemahannya ketika minyak kelapa habis,  maka akan merusak sistem aliran pembakaran, akibatkan sumbu lampu botol minyak menyentuh air dan tentunya sumbu lampu botol tersebut butuh dikeringkan agar dapat digunakan kembali, dan kelemahan lainya yakni terjadi penggunaan minyak kelapa berlebihan yang dapat merusak rantai pasok minyak kelapa, karena minyak kelapa adalah bahan pokok pangan yang bisa saja malah akan sedikit dipasaran dan membuat harga semakin naik (inflasi).

Ide lainya yakni Memakai solar yang tentunya bahan bakar ini sangat terbatas, kita liat betapa banyaknya antrian mobil disel dipom bensin, serta hasil pembakaran lampu botol menggunakan solar akan menyebabkan asap yang dihasilkan hitam pekat  yang berdampak pada polusi udara. Ada pula yang mencoba Memakai oli bekas, kelemahanya yakni memerlukan waktu untuk sumbu lampu botol menyala, karena prinsip kerjanya oli dengan viskositas tinggi sehingga oli harus dinaikan temperaturnya setelah itu baru bisa terbakar, dan asap yang dihasilkan hitam pekat mengakibatkan polusi udara.

Ide lainya yakni menggunakan gas lpg,  hal ini sangat beresiko, karena bahan bakar gas sangat mudah meledak apalagi waktu menyala sangat panjang (habis magrib hingga larut malam)sehingga tidak mudah menerapkannya. Ada pulamenggunakan Getah damar yang dahulu digunakan orang tuauntuk sumber penerangan dimalam hari, akan tetapi getah damar sangatlah terbatas disekitar kita dan terakhir yakni Lampu listrik yang konon banyak pemerhati budaya yang tidak sepakat dengan alternatif ini disamping itu agak beresiko (sengatan listrik), membebani distribusi listrik, dan juga biayadikeluarkan untuk membeli token listrik akan bertambah.

Dalam tulisan saya diiklan beberapa hari yang lalu  tersebut memberikan kata kunci yakni, kami di prodi teknologi rekayasa energi terbarukan UNG punya solusi.. apa itu?berikut saya tuliskan..

Saya awali dengan berita  bahwa Aparat Kepolisian Musnahkan Ribuan Liter Miras, dalam rentang 2024. Sebut saja salah satu Polres Pohuwato lebih kurang 7.851 Liter

Di gorontalo banyak barang sitaan miras jenis cap tikus, tercatat Januari 2024 Polresta gorontalo kota memusnakan 4.341 liter cap tikus (liat berita di goggle).  Di 2023 ada juga beberapa  pemusnaan cap tikus hasil rajia yang dilakukan oleh Polda dan Polres lainya. Cap tikus jika didaur ulang bisa menjadi bahan bakar nabati alternatif (bioethanol) dan tentunya ramah lingkungan (non fosil).

Cap tikus ada yang kadar alkoholnya diatas 70%, dengan istilah orang awam yakni cap tikus bakar manyala. Cap tikus jenis inilah yang bisa digunakan sebagai bahan alternatif penganti bahan bakar untuk tumbilotohe, hanya butuh kebijakan atau kerja sama dengan polda,  dengan tema yakni sama-sama melestarikan tradisi tumbilotohe (lampu botol/bakar) caranya yakni  dengan memanfaat barang sitaan captikus yang kita tau bersama selama ini hanya sebatas dimusnakan dengan cara di timbun dalam tanah.

Jika kerjasama ini bisa dilakukan, pertayaan baru pasti akan timbul yakni bagaimana kalo captikus buat tumbilotohe ini disalah gunakan?. Untuk menjawabnya sangatlah mudah, yakni bahan bakar cap tikus bakar manyala dengan kadar alkohol 70%  ini dicampur dengan minyak tanah, dengan perbadingan 1:6 sampai 1:10 yakni 1 liter minyak tanah berbanding 6 sampai 10 liter cap tikus.

Ketika ini sudah dicampur pasti orang akan berpikir beribu kali meminumnya, disamping itu bau minyak tanah yang menyengat, akan memudahkan kita untuk mengidentifikasi mana captikus murni dan mana captikus yang telah tercampur minyak tanah. Gorontalo banyak energi alternatif yang disediakan alam, dan dijurusan kami teknologi rekayasa energi terbarukan UNG, kami berusaha mengidentifikasinya.. odu’olo.[]

*)Dosen teknologi rekayasa energi terbarukan Sekolah  Vokasi UNG.