Jakarta, MEDGO.ID — Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dalam perayaan HUT partainya menyampaikan pesan politik, agar semua elemen masyarakat menjaga etika dan moralitas dalam demokrasi, khususnya Pemilu 2024.
Dalam perayaan ulang tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Rabu (10/1), kali ini berbeda dengan peringatan sebelumnya karena diselenggarakan secara sederhana di Sekolah Partai DPP PDI Perjuangan, Jakarta. Ketua Umum PDIP, yang juga merupakan mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menyampaikan pidato politik yang tidak begitu bersemangat dan lebih bersifat normatif.
Dengan mengusung tema “Satyam Eva Jayate” atau “Kebenaran Pasti Menang,” Megawati berbicara tentang pelaksanaan hukum dan kekuasaan saat ini yang seharusnya tidak melebihi kedaulatan rakyat. Ia mengajak seluruh kader partainya untuk memperkuat kedekatan dengan rakyat, yang menurutnya merupakan inti kekuatan partai yang berlambang kepala banteng, dan bukan hanya mempertimbangkan sosok calon presiden, tetapi juga hati dan pikiran mereka saat menggunakan hak pilih pada tanggal 14 Februari mendatang.
“Pemilu bukanlah alat elit politik untuk mempertahankan kekuasaan dengan segala cara. Dalam pemilihan umum, terdapat moral dan etika yang harus dijunjung tinggi. Kekuasaan tidak abadi, yang abadi adalah Yang Di Atas (Allah). Kekuasaan akan berakhir, tidak peduli jabatannya,” katanya.
Megawati menyoroti kegelisahan warga mengenai peningkatan intimidasi menjelang hari pemungutan suara. Meskipun tidak merinci intimidasi tersebut, ia mengucapkan terima kasih atas keberanian masyarakat madani yang berani menyuarakan hati nurani mereka dan mengecam intimidasi yang terjadi.
Secara khusus, Megawati menyerukan kepada aparatur negara, TNI, dan Polri agar menjaga netralitas mereka. Beberapa purnawirawan jenderal secara terang-terangan telah menunjukkan dukungan politik mereka kepada calon presiden masing-masing. Megawati juga meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk selalu menekankan kebenaran dalam pemilu.
Pemilu 2024 dianggap sebagai ujian berat bagi PDI-Perjuangan. Partai ini meraih suara terbanyak dalam dua pemilu terakhir, yaitu tahun 2014 dan 2019. Meskipun demikian, PDI-Perjuangan harus menghadapi tantangan tidak hanya untuk memenangkan pemilu presiden dan legislatif seperti dua pemilu sebelumnya, tetapi juga untuk menjaga keutuhan partai pasca-pemilu.
Pisahnya jalan dengan Jokowi, yang sebelumnya merupakan kader partai dan dua kali diusung sebagai calon presiden, menempatkan PDI-Perjuangan dalam situasi yang baru. Meskipun begitu, elektabilitas partai ini tetap stabil menurut survei, menandakan bahwa partai tersebut masih kuat meskipun berpisah dengan Jokowi.(voaindonesia)