Kalsel, MEDGO.ID – Wilayah Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) diguncang oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menghancurkan lebih dari lima hektare lahan gambut 08/09/2023. Kondisi ini semakin diperparah oleh lokasinya yang berada di sepanjang jalan nasional yang menghubungkan Kota Banjarbaru dengan Kabupaten Tanah Laut.
Dampak dari kebakaran ini sangat serius, baik bagi lingkungan maupun masyarakat setempat. Asap tebal yang membumbung tinggi telah meracuni udara dan mengancam kesehatan warga. Selain itu, kerugian ekonomi juga tidak bisa diabaikan, mengingat lahan gambut yang terbakar dapat berpotensi merusak sumber mata pencaharian penduduk yang bergantung pada sektor pertanian.
Pemerintah daerah segera merespons situasi ini dengan menetapkan wilayah Kelurahan Landasan Ulin Selatan sebagai prioritas dalam upaya penanggulangan karhutla. Satgas Karhutla Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarbaru telah bekerja keras untuk memadamkan api, walaupun mereka dihadapkan dengan kendala serius berupa kurangnya sumber air di daerah tersebut.
Dalam mengatasi krisis ini, kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait menjadi kunci. Masyarakat diharapkan untuk tetap waspada, mengikuti petunjuk evakuasi jika diperlukan, dan mendukung upaya pemadaman karhutla. Selain itu, langkah-langkah preventif seperti pengawasan ketat terhadap aktivitas pembakaran hutan dan lahan harus ditingkatkan.
Kita semua berharap bahwa upaya bersama ini akan segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Kelurahan Landasan Ulin Selatan dan mencegah kerugian lebih lanjut. Kita juga perlu terus meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan agar tragedi serupa tidak terulang di masa depan.
Musim kemarau yang sedang melanda Kalimantan Selatan (Kalsel) membawa berbagai dampak serius bagi wilayah ini. Selain mengakibatkan kekeringan di beberapa daerah, karhutla pun menjadi ancaman nyata. Artikel ini akan membahas situasi tersebut serta upaya-upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kekeringan yang terjadi akibat musim kemarau telah menyulitkan kehidupan warga di beberapa wilayah Kalsel. Sumber air yang semakin berkurang menjadi masalah serius, dan pihak berwenang terpaksa menggunakan helikopter untuk membantu pemadaman di area yang sulit dijangkau oleh petugas darat. Upaya pemadaman ini menjadi prioritas karena risiko penyebaran api yang cepat di kawasan kering.
Selain kekeringan, masalah karhutla juga menjadi perhatian utama. Daerah ini sering menjadi lokasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan, yang sering kali disebabkan oleh aktivitas pembakaran liar. Peningkatan intensitas kebakaran ini memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat setempat.
Satu masalah yang mencolok adalah bahwa lahan yang terbakar sering dimiliki oleh individu atau perusahaan yang berdomisili di luar Kota Banjarbaru. Hal ini menunjukkan pentingnya tindakan pencegahan yang lebih ketat serta penanganan yang tegas terhadap praktik-praktik ilegal yang merusak lingkungan.
Upaya penanganan karhutla di Kalsel harus menjadi prioritas bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Langkah-langkah edukasi dan pengawasan yang lebih ketat perlu diterapkan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, kerjasama antara pihak berwenang, masyarakat, dan pemilik lahan sangat diperlukan dalam menjaga keberlanjutan lingkungan Kalsel.
Dalam menghadapi musim kemarau yang berdampak besar dan risiko karhutla yang terus meningkat, kesadaran dan tindakan bersama akan menjadi kunci untuk melindungi Kalimantan Selatan dari bencana lingkungan yang serius.(Aditya)