TOKYO, MEDGO.ID – Para pengusaha Negara Jepang tak perlu ragu lagi untuk berpartisipasi dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, saat mengumpulkan para pengusaha Jepang yang berhimpun di organisasi Keidanren, Tokyo, Selasa (28/02).
Dalam pertemuan delegasi Indonesia dengan para pengusaha Jepang tersebut. Diketahui, dari Indonesia, selain Gobel, juga dihadiri Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti, dan Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe.
Sedangkan anggota DPR yang hadir adalah Ary Egahni Ben Bahat, Novita Wijayanti, dan Kamrussamad. Mereka didampingi Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi.
Dalam kesempatan itupun, Gobel mengatakan, pemindahan dan pembangunan IKN mendapat dukungan penuh dari DPR RI, baik berupa dukungan regulasi, politik, maupun penganggaran. Selain itu.
Terlebih, lanjut Gobel, pemindahan ibukota negara ini untuk memperbaiki tata kelola wilayah yang modern, berkelanjutan, dan bisa menjadi acuan bagi pengelolaan wilayah lainnya di Tanah Air.
Legislator asal Gorontalo ini menjelaskan, pemangku kepentingan turut belajar dari pengalaman pandemi 2020. Saat itu, banyak masyarakat kesulitan karena ekonomi yang tidak merata antardaerah.
“Oleh karena itu, pasca-COVID ini suatu momentum, Presiden ingin mendorong pemerataan ekonomi,” kata Gobel.
Gobel menjelaskan lagi, ide pemindahan ibukota negara pernah dimunculkan oleh Presiden Sukarno maupun oleh Presiden Soeharto. Saat itu, Sukarno menimbang sejumlah wilayah, salah satunya di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Sedangkan Soeharto menimbang pemindahan ke Jonggol, Jawa Barat. Kini, ide tersebut diwujudkan Presiden Joko Widodo dengan memilih Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sehingga pemindahan ke Kalimantan Timur ini, akan memiliki dampak yang luas.
Pertama, akan menciptakan Pemerataan Ekonomi, khususnya untuk wilayah timur Indonesia, yaitu Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Selama ini, pembangunan lebih berkembang di Sumatra, Jawa, dan Bali.
Kedua, Mengurangi Beban Demografi, Ekologi, dan Sosial wilayah Jakarta dan Jawa. Jakarta sudah terlalu padat. Kepadatan penduduk Jakarta adalah 15.978 jiwa/km2. Jawa Barat yang menjadi tetangganya memiliki kepadatan penduduk 1.379 jiwa/km2. Sedangkan rata-rata nasional Indonesia, kepadatan penduduknya hanya 142 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk di Jakarta ini memiliki dampak terhadap polusi udara, polusi air, dan juga polusi suara. Angka kriminalitas dan segala permasalahan sosial lainnya juga tinggi.
Ketiga, pemindahan ibukota ini akan meningkatkan angka Pertumbuhan Ekonomi. Selama ini pertumbuhan ekonomi berpusat di kota-kota besar di Jawa dan Sumatra, dengan pemindahan ibukota ini akan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru.
“Gorontalo yang menjadi kampung halaman saya akan menjadi salah satu provinsi yang akan terdampak oleh pemindahan ibukota ini,” tuturnya.
“Pada 2045, saat berusia 100 tahun, Indonesia sudah harus menjadi negara yang maju dan makmur. Pemindahan IKN ini akan mempercepat tercapainya tujuan tersebut,” pungkasnya. (*)