Kementerian Kesehatan RI: Hingga Februari 2022 ada 145 Orang Meninggal Dunia Akibat Demam Berdarah

 

JAKARTA, MEDGO.ID – Sejak tahun 2020 kita semua disibukkan dengan penanganan pandemi covid-19, sehingga kita terlena dengan ancaman penyakit lainnya yang lebih ganas dan mematikan.

Intensitas dan curah hujan yang tinggi sejak awal tahun 2022, telah membuat bak-bak penampungan air dan beberapa tempat tertentu menjadi genangan air.
Kondisi tersebut menjadi tempat yang cocok bagi perkembangbiakan nyamuk, termasuk nyamuk aedes aegypti, penyebab DBD. Untuk itu, menjaga kebersihan lingkungan merupakan cara yang paling sederhana sebagai upaya dalam mencegah jatuhnya korban DBD.

Di Indonesia penyakit DBD masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.
Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, Minggu (6/3/2022), hingga tanggal 20 Februari 2022 Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa ada sebanyak 13.776 kasus DBD, dimana dari jumlah tersebut kematian akibat DBD mencapai 145 kasus atau 1,053 persen. Sudah barang tentu dengan jumlah kematian tersebut tidak bisa dianggap remeh.
Kasus DBD tertinggi terjadi di Kota Bandung dengan 598 kasus, disusul Kota Depok sebanyak 394 kasus. Kemudian Kabupaten Bogor 347 kasus, Kabupaten Sumedang sebanyak 347 kasus, Kabupaten Cirebon sebanyak 317 kasus.

Pada tahun 2021 lalu, Kota Bandung, Kota Depok, dan Kabupaten Bogor, menjadi daerah dengan kasus DBD tertinggi. Kota Bandung ada 3.743 kasus, Kota Depok 3.155 kasus, dan Kabupaten Bogor 2.203 kasus.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Didik Budijanto, Rabu (16/2/2022), mengatakan bahwa pada 9 Februari 2022 angka kasus DBD mencapai 5.041 kasus, kemudian pada 16 Februari 2022 naik menjadi 8.158 kasus dan angka kematiannya mencapai 79 orang.

“Jumlah wilayah yang terjangkit sekitar 148 kabupaten/kota dari 13 provinsi yang sudah melaporkan adanya kasus DBD di daerahnya. Kasus DBD tertinggi berada pada kelompok umur 15-44 tahun”, pungkas Didik. (*).