Ajakan Jokowi Membeli Kuliner Bipang Ambawang Saat Lebaran, Bikin Gaduh Warganet

Jakarta, MEDGO.ID — Penyampaian Presiden Jokowi saat memberikan sambutan jelang lebaran Idhul Fitri 1442, dan menawarkan kuliner lokal daerah, melalui pengiriman barang secara online, meski tak lakukan mudik tahun ini. Tak disangka meninggalkan gaduh warganet, saat Bipang Ambawang, Kalimantan.

Diluar dugaan, ajakan Jokowi untuk mebeli kuliner lokal, menjadi buah simalakama, bukan karena harganya. Melainkan penyebutan kuliner saat menyambut Idhul Fitri tahun ini, yang akan dirayakan kaum muslim,  terselip  ajakan membeli Bipang Ambawang  kuliner khas Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Bipang Ambawang itu adalah sejenis babi panggang yang merupakan menu istimewa warga kalbar tersebut, rasanya tak pantas dipromosikan saat lebaran, ditambah lagi dengan seruan untuk membeli online.

Dengan alasan pemerintah melarang mudik lebaran, olehnya masyarakat  dapat membelinya secara online  tanpa harus pulang kampung, untuk merayakan momen bahagia Idhul Fitri.

“Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Palembang, bipang ambawang Kalimantan dan lain-lain tinggal pesan dan makanan kesukaan akan sampai di rumah,” kata Jokowi saat memberikan sambutan, melalui video.

Ucapan Jokowi itu, tak pelak langsung menuai kritikan warganet, sebagian menyebut bahwa Presiden kurang pantas. Bukankah Bipang Ambawang,  makanan non-muslim, karena seratus persen bahan olahannya dari babi.

Bagi orang Kalimantan Barat yang non-muslim, makanan bipang ambawang begitu familiar, dan lekat dengan lidah mereka. Namun tak demikian bagi kaum muslim Kalbar, tentu gulai kambing, makanan olahan  ayam , dan lainya, akan menjadi santapan lebaran. Apalagi sampai menyebut untuk membelinya sebagai oleh-oleh dari kampung dibeli secara online.

“Bipang kan babi panggang. Baca teks tapi ga memahami, gimana kebijakan negara?” tulis akun @dappiduk.

Ada juga yang heran, kenapa selevel kepala negara, tak bisa membedakan, mana yang tak pantas kata disandingkan dengan momen agama kaum muslim. Seperti tak menghormati saja, apalagi dalam suasana puasa Ramadhan.

“Assalamualaikum Pak @jokowi, mohon diklarifikasi tentang oleh-oleh lebaran Bipang Ambawang karena itu adalah babi panggang yang jelas haram bagi Muslim, apalagi ini Idul Fitri hari raya umat Islam, tidak elok rasanya. Apakah ini disengaja, atau karena bapak tidak tahu? Thanks atas jawabannya,” tulis akun @Hilmi28.

Sebagai pengusaha kuliner, tentu terbantukan, adanya promosi gratis dari kepala negara. Tak hanya merasa bangga makanan khas daerahnya dikenal, tapi pendapatannya bakal berlipat ganda.

“Sebuah kebanggaan kami dapat disebut oleh bapak Presiden Jokowi dalam pidato tadi malam,” tulis akun Bipang Ambawang.

Orang dekat istana langsung angkat biacara, tanpa minta maaf, dengan entengnya mengalihkan makanan bipang ambawang bukan yang dimaksud warganet babi panggang.

“Ini BIPANG atau JIPANG dari beras. Makanan kesukaan saya sejak kecil hingga sekarang. BIPANG atau JIPANG dari beras ini memang makanan hit sampai sekarang ya. Nuhun,” dalih Fadjroel yang ditulis melalui  akun twitternya.

Fadjroel kemudian membantah, sambil menjelaskan   bahwa  bipang terbuat dari beras yang dirinya ketahui sejak kecil dikampungnya Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

“Bipang Kalimantan makanan dari beras dan gula, makanan saya dari kecil hingga sekarang kalau pulang kampung,” bantah Fadrjoel, yang sejak awal membela mati-matian seolah tak pernah salah Presiden Jokowi.

Tak hanya Fajroel, anggota Kabinet Indonesia Maju, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi berbeda dengan koleganya, ia justru langsung menyampaikan permohonan maaf, sambil mengingatkan warganet agar dipahami secara keseluruhan penyampaian Presiden jokowi.

“Pernyataan bapak itu ditujukan untuk seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku, agama, dan budaya yang memiliki kekayaan kuliner nusantara dari berbagai daerah. Setiap makanan punya khas dan jadi favorit lokal,” kata Lutfi sebagaimana dikutip dari sebuah video yang dipublikasikan akun Youtube Kementerian Perdagangan, kemarin, Sabtu (08/05/2021), yang dilansir dari cnnindonesia.

Mendag meyakinkan terkait penyampaian Presiden Jokowi tak demikian, seperti yang disampaikanya dalam acara yang digelar Kementrian Peradangan RI.

“Kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terjadi kesalahpahaman karena niat kami hanya ingin agar kita semua bangga terhadap produksi dalam negeri termasuk kuliner khas daerah,” kata Lutfi.(*)