9 Kali Banjir dalam Sebulan dan Covid-19: Ujian Terbesar Marten-Ryan saat Pimpin Kota Gorontalo

Kota Gorontalo, MEDGO.ID — Membangun suatu daerah dalam jangka waktu lima tahun, memang bukan perkara mudah. Seperti halnya Wali Kota Gorontalo, Marten Taha dan Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan F. Kono, yang kini purna bakti dengan capaian-capaian prestasi baik tingkat lokal, regional dan nasional.

Belum genap setahun melakukan penyesuaian baik program dan kegiatan di Pemerintahan Kota Gorontalo, Marten dan Ryan sudah diperhadapkan dengan bencana alam yang melanda masyarakat Kota Gorontalo. Kantor Pemerintahan Kota Gorontalo pun turut menjadi tempat pengungsian masyarakat terdampak bencana saat itu.

Namun berkat ketekunan, keseriusan dan kecerdasan yang dimiliki dua pimpinan daerah itu, pelaksanaan program dan kegiatan Pemerintahan Kota Gorontalo berjalan baik, di tengah pemulihan wilayah dan pemulangan korban bencana banjir ke tempat tinggal mereka, pasca banjir sembilan kali berturut-turut terjadi.

Upaya Pemerintah Kota Gorontalo di bawah kepemimpinan Marten Taha dan Ryan F. Kono, terus melakukan perbaikan infrastruktur bekas bencana banjir yang disinergikan dengan Pemerintah Provinsi Gorontalo saat itu. Walhasil, bencana banjir pun tertangani disemua wilayah rawan banjir.

Rupanya cobaan untuk Marten dan Ryan dalam menahkodai Kota Gorontalo, terus berdatangan. Belum setahun menyelesaikan persoalan banjir, sudah disusul bencana non alam yang disebut Pandemi Covid-19.

BACA JUGA :  Wamendagri Bima Arya : Penyaluran Bansos Jelang Pemungutan Suara 27 November Pilkada 2024

Bukan hanya melelahkan, tetapi bencana non alam yang turut menelan korban jiwa tersebut, membuat seluruh pemerintah daerah termasuk Kota Gorontalo harus melakukan refocusing anggaran.

Akhirnya, program kegiatan yang sudah susah payah disusun, direncanakan dan diperuntukan dalam rangka pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat, harus di tunda pelaksanaannya akibat pengalihan anggaran yang sesuai regulasi dari Pemerintah Pusat.

Bukan hanya Marten Taha dan Ryan F. Kono yang merasa “terjepit” oleh kebijakan Pemerintah Pusat saat itu. Tetapi, seluruh kepala daerah baik bupati, wali kota dan gubernur pun ikut merasakan apa yang dirasakan Marten dan Ryan kala itu.

BACA JUGA :  Genjot PAD, Komisi II Minta Pemkot, Siapkan Fasilitas Air Bersih MCK dan Listrik untuk Pedagang

Meski bencana non alam ini berlangsung begitu lama, tetapi seiring berjalannya waktu Pemerintah Kota Gorontalo terus melakukan penanganan serius terhadap bencana pandemi. Bahkan, tercatat Kota Gorontalo dan Pemerintahannya sebagai wilayah pemerintahan yang tercepat menangani pandemi Covid-19.

Tak hanya itu, Kota Gorontalo juga menjadi daerah pertama yang mampu mengembalikan perekonomian pasca dilanda Covid-19.

Singkat cerita, pemerintah pusat pun secara resmi mengumumkan bahwa Indonesia sudah tidak ada lagi pandemi. Wali Kota Gorontalo Marten Taha dan Wakil Wali Kota Gorontalo Ryan F. Kono pun memanfaatkan peluang tersebut, untuk melakukan percepatan pembangunan baik infrastruktur, ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan religi.

Di tambah dengan dukungan pelaksanaan pembangunan di Kota Gorontalo oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, membuat Pemerintah Kota Gorontalo merasa terbantu menyukseskan visi misinya.

Bukan hanya prestasi di bidang keuangan daerah, yakni predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak sembilan kali berturut-turut yang diraih Pemerintah Kota Gorontalo.

BACA JUGA :  Ruang Belajar Berfungsi Asrama, Begini Cerita Siswa dan Kepsek Madrasah Aliyah Miftahul Huda Kwandamg Gorut

Tetapi sebuah perkembangan Kota Gorontalo yang begitu pesat baik infrastruktur, pelayanan dan SDM yang secara langsung dirasakan masyarakat.

Dari delapan kegiatan yang dianggarkan oleh dana pemulihan ekonomi nasional (PEN), ada sebanyak enam kegiatan yang selesai 100 persen.

Diantaranya, pembangunan pusat kuliner Kalimadu, pengembangan Rumah Sakit Otanaha, peningkatan kapasitas jalan Kota Gorontalo, penataan drainase Kota Gorontalo dan terakhir adalah pengembangan Rumah Sakit Aloei Saboe.

Sementara sisanya dua kegiatan yaitu kawasan pusat perdagangan dan optimalisasi SPAM Dungingi masih tetap akan diupayakan penyelesaiannya.

“Alhamdulillah, semua sudah selesai. Sistem pengolahan air atau SPAM yang ada di Tanggilingo dan Talumolo, kemudian Kalimadu, ruang bedah jantung di RS Aloei Saboe, pengembangan RS Otanaha, dan sebagainya,” tandasnya.

Terima kasih untuk seluruh pihak yang turut membantu menyelesaikan pembangunan ini. Saya berharap, ini bisa digunakan dengan baik, dijaga dan dipelihara,” imbuh Marten.